12 Januari 2011

Kereta Senja

Gerimis menemani langkah ringanku. 
Malam ini aku akan bertemu dengan peron peron itu. 
Hm..m kurasa peron itu terlalu setia pada gerbong kereta yang telah lapuk dan kubilang sudah renta.

(masih ditemani gerimis) 
Aku melewati rel panjang melintang, mencari tmpat duduk yang nyaman untukku bisa mengambil jepretan jepretan dengan kemampuan memori otakku yang terbatas ini.

Aku duduk. 
Kulayangkan pandang ke segala penjuru peron. 
Hm..m wajah wajah cemas kulihat disana sini.
Cemas akan penantian, cemas akan perpisahan, cemas akan pertemuan, dan cemas cemas yang lain yang tidak mampu kudeskripsikan dengan baik karena permasalahan kapasitas otakku tadi.

Kali ini (masih duduk di kursi peron)
Suara pengeras stasiun bergumam menyapa kedatangan gerbong gerbong dari timur.
Puluhan pasang mata beranjak dari duduknya, termasuk aku. 
Kulihat lagi, ternyata wajah wajah itu mulai melunturkan senyum kecemasan.
Penantian, perpisahan, dan pertemuan selalu terlihat ceria ketika rangkaian gerbong itu datang.

Kereta itu.
Yah,merekalah yang mebuat orang orang itu tersenyum. Ia bawakan sejuta angan untuk mereka lakukan perjalanan.
Meski berbalut temaram senja, gerbong itu akan tetap setia mengantarkanku menuju kota anganku. 
Seperti mereka yang lain, 
seperti senyuman yang mereka miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar